Pembajakan amygdala dan menyelamatkan otak rasional
Pembajakan amygdala (atau amygdala hijacking) adalah suatu istilah yang dikenalkan oleh Bapak Emotional Intellegence, Daniel Goleman. Sebelum memulai pembahasan mengenai hal ini saya mau ambil contoh pengalaman saya. Dulu di usia Sekolah Dasar, ketika bermain di depan rumah teman, entah kenapa tiba-tiba seekor anjing mengejar saya, kencang sekali. Secepat kilat saya lari, anjing mengejar terus sampai saya tiba di depan pagar rumah teman saya. Saya pun melompati pagar tersebut, pagar yang tinggi kalau mengukur tinggi badan saya kala itu, tapi saya mampu melompatinya.
Amygdala adalah bagian pada otak manusia yang fungsinya menyimpan memori yang berkaitan dengan emosi. Amygdala menyimpan pengalaman nenek moyang kita, yang hidup pada masa penuh ancaman. Memori nenek moyang kita merekam bahwa digigit ular itu beracun, api itu panas membakar, harimau itu berbahaya.
Mengahadapi ancaman tersebut, manusia melakukan respons dengan sangat cepat, dengan 3 pilihan respons : FIGHT, FREEZE, FLIGHT (menyerang, diam, lari). Ini perkara survival umat manusia yang ingin bertahan hidup menghadapi ancaman. Amygdala menyimpan dengan baik memori atas ancaman beserta responsnya tersebut, menjadi sebuah jalan pintas (short cut). Moto dari amygdala adalah it’s better safe than sorry.
Sehingga bila manusia menghadapi ancaman, Amygdala langsung mengambil alih mekanisme berpikir rasional kita. Hal inilah yang disebut dengan Pembajakan Amygdala.
Kita simak video berikut ini :
Final Piala Dunia 2006, memepertemukan Perancis dan Italia, Marco Materazzi yang ditugasi mengawal pemain terbaik dunia kala itu Zinedine Zidane, terus saja melakukan provokasi dengan fisik dan lisan. Pada satu detik Zidane berbalik dan menanduk dada Materazzi, seketika wasit memberikan kartu merah kepada Zidane di Final Piala Dunia terakhir Zidane sebagai pemain.
Semua tahu bahwa Italia akhirnya merebut juara Piala Dunia. Kabar berikutnya berkembang bahwa provokasi yang dilakukan Materazzi memang sudah sangat terlalu, bahkan kabarnya menghina ibu Zidane. Pembajakan Amygdala terjadi di kepala Zidane, respons dari dia atas ancaman adalah: FIGHT.
Ancaman buat manusia yang lebih modern akan berbeda dengan nenek moyang kita. Orang yang tidak siap menghadapi ujian, dan paginya dia bangun dengan meyadari dia belum siap apa-apa, jantungnya berdegup kencang, berkeringat, dan rasanya ingin lari saja meninggalkan ujian itu. FLIGHT
Seorang yang melihat siaran TV suatu kejadian besar seperti aksi penabrakan pesawat ke menara kembar WTC, tertangkap kamera memasang ekspresi mulut terbuka, diam tanpa kata. Respons yang dilakukan orang tersebut atas suatu ancaman adalah FREEZE. tidak tahu harus berbuat apa.
Kabar baiknya kita bisa melatih untuk memahami dan menangani Pembajakan Amygdala ini. caranya :
- Wait, sit and just breath. Berikan jarak , waktu dan ruang antara apa yang kita lihat/pikir dengan apa yang akan kita lakukan atau ucapkan.
- Perhatikan perubahan yang terjadi. jantung yang berdegup lebih kencang, rahang yang menegang, tangan yang mengepal, keringat yang mengalir. Kita harus menyadari bahwa terjadi amydala sedang membajak pikiran rasional kita.
- Tandai dan sebutkan emosi yang sedang kita rasakan. “Saya takut”, “Saya sangat marah”. Menurut penelitian, dengan menandai (labelling) dan mengatakan apa yang kita sedang rasakan. Peran amygdala akan berangsur diambil alih oleh Medial Pre Frontal Cortex (MPFC) yang merupakan pusat keputusan di otak kita. Ini adalah bagian rasional dalam otak kita.
Tapi saya pikir kita harus membiarkan terjadinya pembajakan Amygdala dalam menghadapi ancaman yang sesungguhnya , contohnya lari gaya The Flash saya ketika dikejar anjing seperti yang saya ceritakan di awal, hehehe.
-salam-
sumber : “Productivity diary”; Gede Manggala
Baca juga : Pseudosains dan contohnya ditengah kehidupan kita sekarang