Kebiasaan buruk berbelanja ini tidak dilakukan oleh orang kaya

Sebuah penelitian dilakukan dengan mengambil sampel atas ratusan orang-orang kaya dan juga orang dan miskin.  Penelitian ini dilakukan oleh Tom Cornley yang meneilti kebiasaan yang berbeda, seperti kebiasaan berbelanja, yang dilakukakan oleh orang kaya dan orang miskin.  Ternyata ditemukan hal yang konsisten mengenai kebiasaan buruk berbelanja yang kebanyakan dihindari oleh mereka yang kaya.

Kebiasaan buruk berbelanja ini tidak dilakukan oleh orang kaya

Apa kebiasaan buruk berbelanja tersebut? Tom Cornley menyebutnya sebagai Emotional Purchase.  Sebuah pembelian yang dilakukan dengan spontan, sangat reaktif, tanpa berpikir panjang apakah barang tersebut dibutuhkan atau diinginkan.  Ketika melihat baju yang bagus, gadget yang menarik, atau barang-barang lainnya.  Begitu mempesonanya barang-barang tersebut sehingga secara spontan, banyak orang melakukan pembelian spontan tersebut.

Karena pembelian yang emosional tersebut sering dilakukan berulang kali, dan bisa jadi melibatkan angka pembelian yang relatif tinggi, bisa menyebabkan orang menghabiskan pendapatannya, memangkas tabungannya dan yang lebih parah terlilit pada hutang atas pembelian-pembelian tersebut.  Hal ini tidak dilakukan oleh mereka yang kaya, dan sayangnya malah dilakukan oleh kelas masyarakat lainnya.

Bila kita berbelanja di supermarket, kita sering menemukan jejeran barang-barang jualan ditempat kita antri membayar di kasir.  Ini dilakukan dengan sengaja oleh penjual, atas sebuah penelitian yang mengungkapkan bahwa otak manusia memang bisa dipengaruhi oleh impuls yang berulang-ulang atas apa yang dilihatnya.  Sehingg sering kali orang masih melakukan  pembelian spontan, bahkan setelah mereka sudah menyelesaikan belanja mereka.

Kebiasaan buruk berbelanja ini tidak dilakukan oleh orang kaya

Tom Cornley memberikan resep yang baik, yang bisa diambil.  Kalau mau hidup dengan pengeluaran yang bijak, maka mulailah dengan cara memilih rumah.  Pilihlah rumah dilingkungan yang sederhana, bertetanggalah dengan mereka yang hidupnya sederhana.

Efeknya tinggal di lingkungan yang sederhana adalah, biaya pajak yang rendah.  Kalau mencicil rumah, angka cicilannya pun relatif rendah.  Biaya perawatan kawasan/lingkungan juga lebih murah.  Bertetangga dengan lingkungan yang sederhana juga dapat menghindari efek ikut-ikutan, yang seperti diulas diawal, bisa menjadikan sebuah kebiasaan buruk berbelanja yang spontan dan emosional.

Sumber :  Business Insider

Baca juga :  Perempuan terkaya di dunia tahun 2018, ini 5 diantaranya

One Comment

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *