Pelican crossing hadir di Jakarta untuk kenyamanan pejalan kaki
Ternyata tidak ada hubungannya sama sekali dengan burung yang memiliki paruh besar yaitu burung pelikan, apalagi film yang dibintangi oleh Denzel Washington, Pelican brief. Bangsa Indonesia tampaknya makin senang saja menggunakan isitilah asing, Pelican crossing adalah singkatan dari pedestrian light controlled crossing atau dalam bahasa Indonesia adalah penyebrangan yang dilengkapi tombol pengatur lalu lintas.

Belakangan konsep pembangunan Ibukota akan lebih ramah kepada pejalan kaki yang memang posisinya sudah lama tidak diperhatikan. Sebuah konsep yang belakangan populer adalah TOD (Transit Oriented Development), konsep yang mensyaratkan adanya keamanan dan kenyamanan bagi pejalan kaki, dan bahwa pejalan kaki mempunyai hak yang setara dalam hal penggunaan jalan raya.
Pelican crossing merupakan fasilitas menyebrang bagi pejalan kaki dengan menggunakan lampu lalu lintas khusus. Pejalan kaki dapat menekan tombol untuk mengubah warna lampu menjadi merah atau warna kuning berkedip untuk memberikan isyarat kepada kendaraan bermotor untuk berhenti.
Ada dua tipe pelican crossing. Tipe umum, yaitu pelican crossing yang menyatu dengan lampu lalu lintas di persimpangan jalan. Tipe kedua adalah tipe independen yang berdiri sendiri di sejumlah lokasi khusus. Tipe yang berada di sekitar Bundaran HI adalah yang termasuk dalam tipe khusus.

Lebih ideal lagi bila dalam jarak 50 meter sebelum titik pelican crossing dibangun pita kejut dan marka berpola zig-zag untuk memperlambat laju kendaraan. Ketua Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus menilai bahwa hal ini adalah solusi yang berkeadilan bagi pejalan kaki. Hal senada juga diungkapkan oleh Masyarakat Transportasi Indonesia, bahwa hal ini sudah dianut rata-rata kota besar di dunia. Singapura dan kota-kota di Eropa tidak ada jembatan penyebrangan orang. Memang dirasakan bahwa konsep jembatan penyebrangan terlalu menganak-emaskan kendaraan bermotor.
Dengan adanya pelican crossing ini diharapkan Ibukota menjadi lebih manusiawi dan sebagai salah satu langkah keberpihakan kepada masyarakatnya.
Sumber : Kompas 8 Agustus 2018, “Langkah awal untuk perubahan besar”
Baca juga : Hidup lebih bahagia dengan bekerja di lembaga nirlaba