Perolehan Medali Indonesia Sepanjang Keikutsertaan di Asian Games

Indonesia selalu ikut serta sejak Asian Games pertama pada tahun 1951,  di New Delhi India.  Kala itu Asian Games hanya diikuti oleh 11 negara, India, Indonesia, Jepang, Burma, Ceylon (kini Srilanka), Singapura, Filipina, Afghanistan, Iran, Nepal dan Thailand.  Hanya ada 8 cabang olahraga yang dipertandingkan dengan memperubutkan 57 medali emas.  Saat itu, Indonesia pulang dengan raihan 5 medali perunggu.  Prestasi perolehan medali Indonesia sepanjang keikutsertaan di Asian Games yang paling baik adalah ketika menjadi tuan rumah pada tahun 1962.

Perolehan Medali Indonesia Sepanjang Keikutsertaan di Asian Games
Perangko tahun 1962 ikut menyemarakkan Asian Games Jakarta, foto : wikipedia

Asian Games Manila 1954 dan berikutnya Tokyo (1958), dari daftar perolehan medali Indonesia masih belum mampu meraih  emas.  Baru pada saat menjadi tuan rumah di Asian Games 1962, Indonesia langsung meraih emas sebanyak 11 keping.

Medali emas pertama Indonesia sepanjang sejarah Asian Games, di dapat dari nomor bergengsi dari cabang atletik, lari 100 meter putra.  Mohammad Sarengat mencatat waktu tercepat 10,4 detik.  Sarengat menambah koleksi medli emasnya lewat nomor 110 meter lari gawang.

Lima emas direbut dari cabang Bulutangkis yang menjadi andalan kita saat itu, dengan dimotori pebulutangkis Tan Joe Hok. 3 emas lainnya didapat dari cabang olahraga bersepeda.  Indonesia ketika itu berada di urutan kedua daftar pengumpul medali terbanyak setelah Jepang dengan 73 medali emas.  Asian Games 1962 dihadiri 17 negara peserta.

Setelah Asian Games Jakarta, Indonesia selalu mampu meraih emas.  Akan tetapi tidak pernah mampu melewati raihan 11 emas yang didapat pada tahun 1962.  Asian Games Bangkok 1966,  Indonesia meraih 5 medali emas dari cabang Tenis (3) dan bulutangkis (2).  Asian Games  berikutnya pada tahun 1970, kembali dilaksanakan di Bangkok, dan Indonesia harus puas dengan 2 emas saja.

Perolehan Medali Indonesia Sepanjang Keikutsertaan di Asian Games

Kota Teheran, Iran menjadi tuan rumah Asian games 1974.  Perolehan medali Indonesia didapat melalui cabang bulutangkis, 2 emas . Emas dari ganda putra TjunTjun/Johan Wahyudi dan ganda campuran Christian Hadinata/Regina Masli.  1 emas lagi disumbangkan oleh petenis Lita Sugiarto.

Tahun 1978, lagi-lagi Bangkok menjadi tuan rumah, kali ini rahan emas Indonesia sangat baik dengan 8, selain didapat dari bulutangkis dan tenis, petinju Wiem Gomies menyumbakan emas pertama dari cabang tinju.  Wiem Gomies kala itu turun di kelas menengah, di partai final ia mengalahkan petinju Korea Utara, Jang Bong-mun.

New Delhi, India kembali menjadi tuan rumah Asian Games pada tahun 1982.  Perolehan medali Indonesia adalah  4 emas ketika itu.  Christian Hadinata menuyumbang 2 emas lewat nomor ganda putra bersama Icuk Sugiarto dan ganda campuran berpasangan dengan Ivanna Lie.  Tenis juga menyumbang jumlah emas yang sama, tidak mau ketinggalan dengan Christian Hadinata, petenis Justedjo Tarik juga menyumbang 2 emas di nomor tunggal putra dan beregu putra.

Seoul menjadi tuan rumah Asian Games 1986, sekaligus sebagai persiapan Korea Selatan sebagai tuan rumah ajang yang lebih besar yaitu Olimpiade 1988.  Emas satu-satunya Indonesia disumbangkan oleh tenis, melalui Yayuk Basuki dan Suzanna Kusuma yang mengalahkan pasangan tuan rumah Korea Selatan.

Cina pertama kali menjadi tuan rumah Asian Games ada tahun 1990, yang diselenggarakan di kota Beijing.  Kali ini bulutangkis absen menyumbangkan emas, yang nyaris disapu bersih oleh tuan rumah.  Pino Bahari berhasi menjadi suksesor Wiem Gomies dengan emas tinju.  2 emas lainnya disumbangkan oleh Yayuk Basuki di nomor ganda putri berpasangan kembali dengan Suzanna Anggarkusuma dan ganda campuran berpasangan dengan Suharyadi.

Tema Asian Games 1994 di Hiroshima adalah “Perdamaian dan Harmoni antara negara-negara Asia”.  Hirohima adalah tempat dijatuhkannya Bom Atom yang mengakhiri Perang Dunia II.  Kali ini Badminton yang menurunkan pemain-pemain generasi emasnya, menyumbankan semua raihan emas Indonesia.

Ricky/Rexy di ganda putra, Haryanto Arbi menyumbangkan emas tunggal putra.  Di nomor beregu putra yang juga diperkuat oleh barisan elit sepert  Ardi Wiranata, Joko Supriyanto, Hermawan Susanto, Bambang Suprianto, Rudi Gunawan. Tim ini melibas  Cina 5-0 di semi final, dan memukul telak Korea Selatan 5-0 di parta final.

Bangkok 1998, untuk keempat kalinya menjadi tuan rumah.  Indonesia meraih capaian yang cukup bagus dengan 6 emas.  Selain 2 emas bulutangkis, cabang Karate, Layar, Tenis dan Atletik menyumbang masing-masing sekeping medali emas.

Lalu pada tahun 2002 Korea Selatan kembali menjadi tuan rumah, kali ini kota kedua terbesar Korea Selatan, Busan dipercaya untuk menyelenggarakan even olahraga antar bangsa Asia ini.  Indonesia pulang dengan membawa empat medali emas masing-masing satu dari bulutangkis, tenis beregu putri, karate dan layar.

2010 Asian Games diadakan di kota Guangzhou, Cina.  empat emas didapat di Asian Games kali ini, disumbangkan oleh cabang olahraga perahu naga (3) dan bulutangkis (1).  Dan Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan Indonesia mampu membawa pulang empat emas juga, lewat 2 emas dari bulutangkis, dan masing-masing satu emas dari Wushu dan emas dari lompat jauh putri.

Sampai hari ini di AsianGames 2018 , Indonesia sudah berhasil meraih 6 emas, 3 perak dan 6 perunggu.  Semoga Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang, prestasi atlit-atlit merah-putih dapat menorehkan sejarah perolehan medali Indonesia  di Asian Games.

-salam-

sumber :

  • Gatra, Agustus 2018
  • Wikipedia

Baca juga : Pembukaan Asian Games 2018 Mendapat Pujian Media Internasional

 

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *