Penulisan Huruf Kapital yang Sesuai dengan PUEBI

Pada tahun 2015, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengubah Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan (EYD) menjadi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).  Berikut adalah tata cara penulisan huruf kapital yang sesuai dengan PUEBI.

Penulisan Huruf Kapital yang Sesuai dengan PUEBI

a.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.  Misalnya:

Dia membaca buku.

Apa maksudnya?

 

b.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.  Misalnya:

Bambang Pamungkas

Jenderal Kancil

 

c.  Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.  Misalnya :

“Terima kasih atas dukungan seluruh masyarakat Indonesia,”katanya

 

d.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.  Misalnya:

Islam Alquran

Kristen Alkitab

Allah

Tuhan

Allah akan menunjukan jalan kepada hamba-Nya.

 

e.  Huruf kapital dipakai sebagaii huruf pertama unsur nama kehormatan, keagamaan, keturunan, nama jabatan, profesi dan kepangkatan.  Misalnya:

Mohon izin, Jenderal

Selamat datang, Kiai

 

f.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama pangkat dan jabatan.  Misalnya

Wakil Presiden Jusuf Kalla

Gubernur Sumatera Utara

 

g.  Huruf kapital dipakai sebagai pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.  Misalnya:

bangsa Spanyol

suku Aborigin

 

h.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama  bulan, hari, dan hari besar.  Misalnya:

Peresmian akan dilakukan pada bulan Mei

Bulan Agustus bulan Maulid

 

i.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.  Misalnya:

Konferensi Asia Afrika

Perang Dunia II

 

j.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.  Misalnya:

Pulau Bali

Los Angeles

 

k.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dari nama negara, lembaga, organisasi, atau dokumen (kecuali kata tugas seperti ke, dari, di, untuk, dan, yang) misalnya:

Perserikatan Bangsa-Bangsa

Majelis Permusyawaratan Rakyat

 

l.  Penulisan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dari judul artikel, buku, karangan, serta nama majalah atau buku (kecuali kata tugas seperti ke, dari, di, untuk, dan, yang) misalnya:

Saya baru membaca buku NH Dini berjudul Pertemuan Dua Hati.

Salah satu judul buku Hermawan Kartajaya adalah Berbisnis Dengan Hati.

 

m.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan seperti nama gelar, pangkat atau sapaan.  Misalnya:

S.H.  Sarjana Hukum

M.Si  Magister Sains

K.H.  Kiai Haji

 

n.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, kakak, adik.

Kami persilakan Bapak dan Ibu untuk duduk di tempat yang telah disediakan.

Demikian sekilas ulasan tentang tata cara penulisan huruf kapital yang sesuai dengan PUEBI, semoga bermanfaat.

-salam-

Sumber :  Bahasa Indonesia, Konsep Dasar dan Penerapan; Dr. Prima Gusti Yanti, M.Hum dkk.

Baca juga :  Apakah yang dimaksud dengan bias konfirmasi?

 

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *